Saturday, April 14, 2007

Subsidi BBM

Harga BBM, harga produk paling aneh di Indonesia ini, produksi dalam negeri tapi perhitungan pendapatan, pengeluaran dan biaya produksi harus mengikuti pasar internasional, memang aneh ekonom kita.

Kalo memang bener subsidi BBM akan di kurangi karena di katakan tidak tepat sasaran, bagaimana kalau BBM pertamax dan plus harganya menjadi Rp 8000-9000, tidak perduli harga pasar international, kalau harga pasar lagi turun, anggap saja selisih harga adalah subsidi silang dari orang kaya ke orang miskin buat subsidi ke angkutan umum sehingga Premium untuk angkutan plat kuning adalah kembali ke harga Rp. 2000.

Kenapa angkutan plat kuning ? hey.. ekonomi rakyat berjalan di atas moda angkutan ini, kenaikan bahan bakar akan menyebabkan efek berantai, bukannya yg akan kita berantas hanya subsidi terhadap BBM yg di pakai oleh pribadi ? mobil pribadi yg setiap hari bermacet ria di jalan2 ? yg individunya tidak mau berhemat dengan naik angkutan umum dng alasan kenyamanan dan keamanan yg kurang.

Sedang Premium untuk mobil pribadi plat hitam ? Tetap Rp. 4500 atau Rp. 6000 sekalian, biar para individu pencinta mobil pribadi akan mulai melirik memakai angkutan umum dan hanya memakai mobil nya bila perlu saja, kita masih ingat kan? begitu harga BBM menjadi Rp 4500, hal yg terjadi pada bulan pertama adalah, konsumsi BBM menurun drastis karena banyak pribadi mengkandangkan kendaraannya, tapi hal ini hanya terjadi pada awal2 saja, karena yg terjadi selanjutnya sudah bisa di tebak, semua orang minta kenaikan gaji spy bisa menutupi biaya transportasi.

Minyak Tanah ? bila yg ditakutkan di pakai oleh industri, kenapa pemerintah tidak mengeluarkan minyak tanah dalam kaleng kemasan ulang yg setiap kemasan hanya berisi 5 liter ?
Rakyat kecil dan bakul gorengan berserta warung2 tegal pasti hanya akan membeli dalam jumlah kecil, 1-2-3 kaleng seminggu, dan Industri yg di curigai tadi, sudah pasti akan ketahuan karena akan membawa dan memborong minyak tanah kemasan kaleng ini dalam jumlah besar.

Jadi kembalikan harga minyak tanah menjadi Rp. 700-an, dan 1 kemasan kaleng akan berharga Rp. 3500.

Dengan cara-cara diatas, akan terasa bahwa subsidi yg dikurangi yg selama ini menjadi jargon dalam kenaikan harga BBM benar2 lebih berpihak ke rakyat kecil yg membutuhkan, sambil mengurangi efek domino yg terjadi bila pemerintah memilih menaikkan semua harga BBM dengan memberikan subsidi lsg berupa uang ke rakyat.


No comments: